Jakarta, CNN Indonesia —
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menyurati pengusaha industri etanol di Kecamatan Polokarto dan Mojolaban. Pasalnya pengusaha itu diduga diduga membuang limbah ciu ke Kali Samin yang mengalir hingga Sungai Bengawan Solo.
Kepala DLH Sukoharjo Agus Suprapto mengatakan pihaknya mendapatkan laporan pencemaran itu pada Selasa pagi, pukul 09.00 WIB. Pencemaran itu membuat air keruh, bau, dan ikan mati.
“Dari hasil pengecekan oleh petugas, didapati bladu (ikan muncul di permukaan air) ini muncul karena tercemar limbah ciu. Pembuatan ciu tersebut berada di Polokarto perbatasan sungai dengan Kecamatan Grogol,” kata Agus saat dihubungi awak media, Selasa (7/5).
DLH kemudian melayangkan surat kepada penanggung jawab usaha industri etanol. Surat itu menerangkan regulasi pembuangan limbah sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Kami tadi langsung koordinasi dengan kades-kades, kemudian langsung melayangkan surat kepada para penanggung jawab usaha industri etanol dan alkohol di Polokarto dan Mojolaban,” jelasnya.
Surat yang dilayangkan itu ditujukan untuk kades dan pengusaha etanol.
Ada tiga poin yang diterangkan dalam surat tersebut yakni mengolah air limbah yang dihasilkan sehingga memenuhi baku mutu, tidak membuang air limbah ke badan air permukaan dan/atau media lingkungan hidup lainnya sebelum memenuhi baku mutu, dan ancaman sanksinya.
“Apabila melanggar, dapat dikenakan sanksi berupa sanksi administratif dan pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Agus.
Sebelumnya diketahui terjadi fenomena bladu atau ikan muncul di permukaan air kembali terjadi di aliran Bengawan Solo di Kampung Sewu, Jebres, Solo. Fenomena bladu ini pun membuat warga ramai-ramai memancing atau mencari ikan di Bengawan Solo.
Anggota Sistem Pengawasan Masyarakat DLHK Jateng, Budi Utomo menyebut fenomena bladu ini terjadi sejak pukul 10.55 WIB. Ia menyebut fenomena bladu ini karena Bengawan Solo tercemar ciu atau alkohol.
“Kalau bahasanya mulai muncul itu jam 10.55 WIB tadi. Kalau yang hari ini karena pencemaran limbah alkohol di Kali Samin,” ujar Budi Utomo saat dihubungi.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/kid)