Jakarta, CNN Indonesia —
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) meyakini kasus penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang tidak tepat sasaran, bukan hanya terjadi di Universitas Diponegoro (Undip).
Di media sosial sebelumnya viral mahasiswi Undip penerima program beasiswa KIP Kuliah, diduga bergaya hidup mewah.
“Saya yakin enggak hanya terjadi di satu dua orang, tapi secara nasional,” kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji di Jakarta Pusat, Kamis (2/5).
Dia menilai penerima KIP Kuliah tidak tepat sasaran lantaran proses yang tak transparan. Mulai dari pendaftaran, verifikasi hingga pengumuman.
“Verifikasi data apakah yang sudah mendaftar ini layak sebagai penerima manfaat, atau hanya akal-akalan, titipan dan sebagainya,” ujarnya.
Ia meminta dilakukan audit di program bantuan KIP Kuliah itu. Ubaid menyarankan audit tidak hanya dilakukan pihak kampus.
“Jangan jeruk makan jeruk, jangan kampus audit sendiri, harus melibatkan mahasiswa, ada BEM, mereka dilibatkan. Masyarakat sekitar kampus perlu dilibatkan, sehingga data yang dipublikasi atau diumumkan oleh kampus, itu benar-benar diverifikasi dan qualified,” ujarnya.
KIP Kuliah merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi.
Sebelumnya, seorang mahasiswi penerima KIPK memamerkan barang-barang yang dinilai cukup mewah bagi seseorang yang termasuk ke dalam golongan penerima beasiswa tersebut viral di media sosial X.
Mahasiswa bernama Cantika Mutiara Johani itu meminta maaf dan mengundurkan diri sebagai penerima beasiswa KIP-K dengan alasan dirinya sudah mampu membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan menghidupi dirinya sendiri.
(yoa/pmg)